Kisah Penutup 2023 💖
Rangkaian perjalanan di SMKN 1 XIII Koto Kampar 🌈
"BAPISAH BUKANNYO BACARAI"
Hari-hari pertama perjalanan suami saya bertugas sebagai Kepala Sekolah di SMKN 1 XIII Koto Kampar cukup menguras konsentrasi berkendaran 😍 karena memang melewati jalan lintas, jaraknya lebih kurang 55 km, dan jarak tempuh 1 jam. Sangat jauh berbeda, biasanya bertugas di SMKN 1 Bangkinang jarak tempuh 4 km, 10 menit pun sdh sampai. Leher beliau tegang, bahkan pernah dibawa berurut. Perlu pembiasaan dulu. Begitulah kisah perjalanan pertama beliau ke sekolah yang menjadi amanah perdana beliau.
Sekolah kecil di desa Koto Tuo, dekat situs sejarah Candi Muara Takus, jumlah murid yang tidak banyak Budaya belajar yang sedikit santai (begitu kata salah satu orang tua yang kebetulan wali murid saya). Banyak PR pendidikan yang harus diselesaikan beliau.
Seiring waktu beliau terus berupaya agar pendidikan di sekolah tersebut maju, guru-guru termotivasi menjadi pembelajar sejati, terus berkarya dan kompak memajukan pendidikan sekolah, tak lepas pula tentunya peran inti WaKur, sebagai motor PBM di sekolah yang mampu berkolaborasi guru-guru, Ka. Prodi, WaKa Humas, WaKa Kesiswaan serta KaPus sehingga sistim di sekolah berjalan dengan baik
Kerjasama dua bendahara yang bagus, piawai mengatur keuangan, mampu berkolaborasi dengan rekan-rekan guru sehingga keuangan yang setara untuk sekolah kecil tetap mampu memberikan kesejahteraan bersama bagi seluruh guru, saya sendiri pun ikut mendapatkan kesejahteraan itu, dapat ikut hadir dalam momen kebersamaan warga sekolah
Kinerja TU dan operator handal sekolah yang selalu bekerja sama mengatur sekolah dan mempromosikan sekolah melalui sosial media dan website sekolah, juga merupakan sebuah prestasi kerja menurut saya.
Yang paling disyukuri, beliau dapat dukungan dari masyarakat. Sejak tiba di sekolah, Kepala Desa Koto Tuo memberikan bantuan-bantuan berupa tanah timbunan untuk sekolah, hadiah-hadiah (tas, alat2 tulis, sepatu (ini lupa saya ada gak ya) untuk juara kelas dan lainnya, saya lupa juga karena dah panjang ceritanya tentang hal ini dulu.
Hmmmm....... sekarang KaDesnya Bapak Komite Sekolah, sebelum menjadi KaDes pun dukungan beliau luar biasa. Apalagi sekarang, tentunya semakin mantap, perbaikan jalan ke sekolah, pemanfaatan lahan pertanian sekolah yang lumayan luas, dan lainnya (saya juga gak hapal pas suami saya cerita, cuma itu yang teringat)
Puncak dari buah kerjasama seluruh warga sekolah ya tahun 2023 ini.
Alhamdulillah. Hampir seluruh guru lulus P3K (hanya 2 orang yang belum), banyak yang lulus PPG, beberapa guru penggerak, ada juga Calon Pengajar Praktiknya. Prestasi guru yang lain, ikut seleksi PembaTIK Riau, 2 tahun berturut-turut sampai level 4, bahkan berturut-turut juga menjadi Finalis PembaTIK (dengan guru yang berbeda), Juara GTK Inovatif SMK se-Propinsi Riau (mendapatkan piagam penghargaan pada malam penganugerahan HGN di Jakarta Nopember yang lalu
dan prestasi siswa, juara 1 Tingkat Provinsi Ki-Hajar STEM.
Itulah protret kebangkitan sekolah kearah yang lebih baik dan maju. Seperti yang saya dengar kata dari suami saya kepada guru-gurunya,"Meski sekolah kita di kampung, tapi kita tidak kampungan"
Ada lagi, ini saya juga malu pada diri sendiri, PMM guru-gurunya, lumayan banyak, ada yang sudah tuntas aksi nyata 33, 24, 22, 12, walau masih ada juga sich yang perlu dipompa motivasi.
Tibalah, hari Rabu yang lalu, tepatnya tanggal 28 Desember 2023, suami saya ini telah mendapat undangan untuk pelantikan di hari itu dan amanahnya tidak ditempatkan di SMKN 1 XIII Koto Kampar lagi.
Sebelumnya pun, beberapa guru sudah telpon dan japrian dengan saya juga, deg-degkan, padahal kan sudah tahu kalau dapat undangan berarti pindah.
Begitu tahu kenyataan pindah, beberapa guru japrian dan telponan nangis, bahkan sampai di hari berikutnya masih nelpon-nelpon sambil nangis. Saya jadi berpikir, sebegitukah? Ibarat orang sedang berkasih sayang, sedang sayang sayangnya, ditinggalkan, kayak bait lagu ya 🫢